Jangan Ikut Seleksi CPNS Kalau Kamu Belum Punya Jawaban untuk 3 Pertanyaan Ini!

Beberapa hari belakangan ini, di beranda Instagram saya bermunculan info-info dari akun resmi pemerintah tentang rekrutmen Calon ASN 2021 yang terdiri dari CPNS dan PPPK. Lalu tiap kali saya iseng membuka kolom komentar, isinya nggak jauh-jauh dari doa serta harapan orang-orang yang pengin jadi ASN.

 

Tampilan depan sscasn.bkn.go.id

Nah, seiring dengan rilisnya info dari akun-akun resmi itu, konten-konten nggak resmi juga bermunculan dari akun-akun non-official, misalnya kayak akun-akun bimbel persiapan seleksi Calon ASN. Akun-akun kayak gini nggak kalah ramenya dengan akun-akun pemerintah. Tiap postingannya lengkap dengan ajakan nge-tag akun teman demi menyebarkan info-info semacam:

 

“5 Formasi CPNS yang Sepi Peminat! Kuy Daftar!”
“Sejahtera! Inilah yang Kamu Dapatkan Kalau Jadi PNS!”
“Komponen Tunjangan PNS! Totalnya Mencapai Belasan Juta!”

 

Pernah lihat postingan-postingan semacam itu seliweran di tab Explore? Kalau saya sih, pernah.

 

Di satu sisi, saya senang karena keberadaan akun-akun itu memang mempermudah orang-orang mengakses informasi, apalagi kalau infonya disajikan dalam bentuk infografis yang enak dilihat. Tapi, di sisi lain, kadang saya juga geregetan karena info-info per-CPNS-an dari akun-akun nonresmi ini adaaa aja yang menurut saya “bermasalah”.

 

Saya nggak bilang kalau info-info yang mereka poskan itu salah total, ya. Cuman, seringkali ada bagian tertentu yang pengemasannya berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dan bikin kita berekspektasi terlalu tinggi.

 

Sebagai orang yang sudah pernah berada di fase berekspektasi maupun menjalani realita per-CPNS-an ini—meski masih beberapa bulan, jempol saya selalu gatel banget pengin meluruskan.

 

Saya sampai susah tidur, tau nggak...

 

...karena mikirin adegan Young K yang masyaallah ganteng banget jatuhin cincin di teaser untuk comeback-nya DAY6 Even of Day.


 

Oke, tampol aja saya, nggak pa-pa.

 

Tapi, serius, udah sejak lama saya kepikiran pengin bilang kalau postingan-postingan unofficial seputar CPNS kayak gitu harus ditelaah dulu dan sebaiknya nggak langsung ditelan mentah-mentah.

 

Jadi begitulah awal mulanya saya bikin postingan ini. Bukan bermaksud apa-apa, saya cuma pengin teman-teman yang sedang bersiap ikut seleksi rekrutmen Calon ASN tahun ini nggak memilih formasi dengan grusa-grusu. Saya pengin teman-teman berpikir dengan rasional, cari info sebanyak dan seakurat mungkin, baru kemudian menentukan pilihan dengan sebaik-baiknya bukan dengan bekal emosi sesaat atau informasi yang setengah-setengah.

 

Belajar dari pengalaman, sebelum memutuskan mendaftar dan memilih formasi di seleksi CASN, menurut saya, seenggaknya ada tiga pertanyaan yang harus kamu cari jawabannya dan kamu renungkan. Ini daftarnya:


APAKAH FORMASI YANG KAMU PILIH ITU BAKAL BIKIN KAMU TINGGAL TERPISAH DARI KELUARGA?

 

Setiap Warga Negara Indonesia punya kesempatan yang sama untuk mendaftarkan diri jadi Aparatur Sipil Negara, yang artinya selama nggak ada ketentuan khusus, kita dibolehin ngelamar formasi sesuai kualifikasi di seluruh wilayah Indonesia. Anak JakSel boleh-boleh aja mau ambil formasi di Halmahera. Sebaliknya, kita-kita yang dari pelosok pun sah-sah aja kok berkantor di ibukota...

 

Kebijakan itu bagus. Banget.

 

Yang jadi masalah adalah, kamu siap, nggak, jauh dari rumah? Kamu siap, nggak, jauh dari keluarga? Kamu perlu keluargamu—secara fisik—sebagai support system, nggak? Yang telanjur punya pacar di kota asal, kamu siap menjalani LDR, nggak? Yang udah berumah tangga dan pasangannya nggak bisa meninggalkan pekerjaannya di kota asal, kamu siap hidup terpisah, nggak? Kamu siap, nggak, mengalokasikan sekian persen gajimu demi pulang melepas rindu?

 

Percaya atau nggak, setelah saya baca sana-sini dan lihat curhatan teman-teman di grup-grup Telegram, ternyata banyak juga keluarga ASN yang hidup terpisah dan pada akhirnya dilanda kegalauan karena berbagai persoalan.

 

Jadi, saya harap, meskipun teman-teman mungkin ada yang desperate pengin jadi ASN, tolong pikir dua kali sebelum menyengajakan diri milih formasi yang jauh cuma karena kelihatan peluangnya besar.

 

Tapi kalau misalnya kamu punya keluarga yang toksik dan kamu memang sengaja mencari tempat yang jauh untuk menghindar, itu udah lain cerita, ya.


APAKAH KAMU SUDAH TAHU BAHWA NGGAK SEMUA PNS PUNYA PENGHASILAN FANTASTIS?

 

“ASN Bisa Hidup Enak! Inilah Berbagai Macam Tunjangannya!”
“Remunerasi Tinggi, PNS Nggak Perlu Takut Miskin!”

“Catat! 5 Instansi Sultan Paling Diburu! Gajinya Bisa Buat Beli Omongan Tetangga!”

 

Pernah melihat carousel berisi tulisan semacam itu di Instagram? Ngerasa tergoda? Kalau iya, saya rasa kamu harus lebih jeli lagi mencari informasi dari sumber lain. Yang harus kamu tahu, gaji pokok PNS di seluruh Indonesia memang punya besaran yang sama, TAPIII Take Home Pay-nya belum tentu sama.

 

Kok bisa?

 

Ya memang bisa, karena setiap instansi punya kebijakan sendiri-sendiri tentang tunjangan yang akan diberikan ke pegawainya. Beda instansi dan beda formasi, beda juga loh komponen penghasilannya. Dan tentu saja, beda juga besarannya.

 

Kalau misalnya ada orang yang bilang kalau tunjangan PNS itu banyak, kamu harus tanya balik, PNS di instansi mana? Jabatannya apa? Kerjaannya apa?

 

Jangankan beda instansi. Bahkan dalam satu instansi dengan jabatan yang sama pun, bisa aja Take Home Pay-nya berbeda.

 

Saya kasih contoh di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur aja deh, ya. Dua orang CPNS guru dengan masa kerja sama dan status sama (misalnya lajang kayak saya nih, yang nunggu papa-mamanya Kang Younghyun sowan ke rumah saya tapi nggak nyampe-nyampe karena emang jauh banget dari Kanada), bisa punya kisaran take Home Pay berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Saya bikinin bagannya deh ya.

 



 

Disklaimer dulu nih. Saya nggak ada niat apa pun selain memberikan informasi yang gamblang untuk teman-teman pejuang NIP. Tentu saja bukan untuk pamer, karena nggak ada yang bisa dipamerin. Dengan Take Home Pay saya saat ini, mau nabung saham BBRI sebulan satu lot aja saya nggak sanggup. Hahaha.

 

Oke, abaikan bagian curcolnya.

 

Nah, itu tadi kan contoh di Pemprov. Jawa Timur. Beda lagi ceritanya kalau jadi CPNS guru di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dari info yang saya dapat dari teman saya naq JakSel yang superbaik, selain gaji pokok, mereka dapat Tunjangan Kinerja yang nominalnya sekitar 3,1 juta sehingga Take Home Pay-nya bakal ada di kisaran 5,1 juta.

 

Punya Serdik maupun nggak punya Serdik, sudah pasti dapat segitu. Nantinya, bakal ketambahan lagi tunjangan sertifikasi sebesar satu kali gaji pokok kalau semua persyaratan sudah dipenuhi. Jadi penghasilan mereka akan terdiri dari tiga komponen yaitu gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan sertifikasi (buat yang udah memenuhi syarat). Sekali lagi, itu CPNS guru di lingkungan Pemprov. DKI Jakarta.

 

Dari situ saja, kita sudah bisa lihat bahwa untuk formasi yang sama, beda instansi artinya bisa beda penghasilan, ya. Jadi, kalau kamu lihat ada postingan “tunjangan PNS mencapai belasan juta”, bisa jadi itu memang benar, tapi nggak lantas semuanya auto dapat segitu.

 

Monggo, teman-teman ASN dari instansi lain boleh banget berbagi cerita seputar Take Home Pay kalian di kolom komentar, ya.

 

APAKAH KAMU SUDAH PERNAH DENGAR CERITA TENTANG RASANYA JADI PNS?

 

Menurut saya, ini sebenernya pertanyaan yang paling krusial untuk dicari jawabannya pertama kali. Mendaftar jadi ASN kan sama aja dengan ngelamar kerja ya, jadi tentu aja sebisa mungkin kita harus tahu seperti apa suasana di dalamnya. Anggap aja kita lagi ngelamar kerja di perusahaan swasta deh. Sebelum menjalani interview, kita pasti cari info sebanyak-banyaknya, dong? Riset segala macam tetek bengek mulai dari lokasi, pasaran gaji, benefit yang bakal diterima, budaya kerja, jenjang karir, dan sebagainya.

 

Mirisnya, orang-orang melakukan ini sebelum ngelamar kerja di instansi swasta, tapi nggak melakukannya waktu mau daftar jadi PNS. Seolah udah yakin banget bahwa kalau kerja jadi PNS pasti bakal hidup nyaman, pasti penghasilannya cukup, pasti nggak bakal ada drama sehingga mereka bakal work happily ever after di situ sampai tua.

 

Padahal yang namanya kerja, di mana aja pasti ada dinamikanya. Bisa dapat atasan dan rekan kerja yang baik, tapi bisa juga sebaliknya. Bisa ada drama. Bisa ada konflik. Bisa ada budaya kerja yang mungkin nggak sesuai dengan apa yang kamu inginkan.

 

Dan tentunya bisa resign juga. Bedanya, resign dari perusahaan swasta adalah fenomena biasa, sedangkan resign sebagai ASN belum terlalu populer di masyarakat kita. Prosesnya juga mungkin nggak secepat resign dari perusahaan swasta karena ada lebih banyak tahap yang harus dilalui. Belum lagi kalau ditentang keluarga.

 

Sudah siapkah kamu?

 

Saya nggak sedang membuat dikotomi bahwa perusahaan swasta pasti budaya kerjanya bagus dan instansi pemerintah pasti selalu mengecewakan, lho, ya. Enggak. Buktinya, sampai saat ini saya bahkan masih sangat terkesan dengan kinerja BKD Provinsi Jawa Timur selama rekrutmen CPNS 2019. Dari perspektif saya sebagai peserta rekrutmen, mereka superkeren!

 

Itu baru satu contoh. Pasti masih ada instansi-instansi keren lainnya di luar sana. Dan sudah pasti ada juga instansi yang masih “berkembang”. Makanya kamu harus teliti melakukan riset tentang instansi dan formasi yang kamu incar.

 

Plis, jangan berpuas diri cuma dengan melihat carousel yang indah-indah di Instagram. Jangan berpuas diri juga setelah baca postingan ini. Cukup dengan sedikit ketik-ketik lagi di Google, kamu udah bakal dapet segudang informasi tentang hal ini.

 

Di internet, banyak kok orang yang berbagi pengalamannya sebagai ASN. Tinggal pilih aja, mau gabung ke grup Telegram? Banyak. Mau jbjb di Twitter? Ada. Di Quora pun bejibun. Yang penting, seenggaknya kamu tahu dulu seperti apa rasanya jadi ASN. Makin banyak “isi” instansi yang kamu tahu, makin bagus karena kamu bakal punya pandangan yang lebih luas sebelum mengambil keputusan. Kamu bisa punya bekal yang cukup untuk tahu tempat mana yang sekiranya paling cocok untuk karirmu ke depannya.

 

Intinya gitu lah ya. Selamat berjuang!

Post a Comment

0 Comments